Monday, January 28, 2008

Selamat Jalan Pak Harto ...

Ketika aku bersekolah di SD, SMP hingga SMA ... aku teringat ... akan selalu melihat fotonya terpampang di atas papan tulis ... Ia adalah pak Harto... presiden RI ketika itu.

Turut berduka cita atas meninggalnya salah seorang anak bangsa terbaik Indonesia, Muhammad Suharto, mantan presiden RI kedua. Sebagai sesama muslim, aku mendo'akan semoga Allah mengampuni segala kesalahan beliau dan diterimanya seluruh amal ibadahnya. Amien. Terlepas dari kontra-versi status hukum yang sedang dijalani beliau, aku mengucapkan "terima kasih" atas pengabdiannya kepada bangsa dan negara Indonesia.

Manusia tak lebihnya adalah hamba dan makhluk yang tentunya memiliki salah dan sejarah kelam ... dan tak ada makhluk Allah yang sempurna ... ketika saatnya maut menjemput, sudahlah pasti ia akan membawa catatan perbuatannya untuk dipertanggungjawabkan ke Illahi Robbi ... keikhlasan untuk memaafkan kesalahannya adalah salah satu kewajiban seorang muslim terhadap muslim lainnya. Mengenai adanya hak anak adam yang masih dilanggar dan belum tertunaikan, adalah persoalan lain (dunia) yang bisa dituntut sesuai mekanisme hukum yang berlaku di negaraku Indonesia (karena hukum negara memang harus ditegakkan); atau secara pribadi ... menunggu pengadilan Maha Agung kelak... ; atau jika merelakan ... waris atau terkorban yang dilanggar haknya bisa mengikhlaskan...dan mungkin itu lebih baik. Wallahu a'lam

Selama jalan pak Harto ...

Thursday, January 24, 2008

Krismansyah Rahadi (1949-2007): KETIKA MULUT, TAK LAGI BERKATA

Aku mendapatkan email ini beberapa hari lalu, aku membaca dan terus menangis...
semoga bisa menjadi bahan renungan kita...

----- Forwarded Message ----
From: Hafi ..
To: balekam....
Sent: Sunday, January 20, 2008 9:44:10 AM
Subject: [balekampong] Fw: Ketika Tangan dan Kaki Berkata

selamat membaca


----- Forwarded Message ----
From: Irul ....

Penyair Taufiq Ismail menulis sebuah artikel tentang Krismansyah Rahadi atau yang akrab dipanggil dengan Chrisye (1949-2007) di majalah sastra HORISON.

Krismansyah Rahadi (1949-2007): KETIKA MULUT, TAK LAGI BERKATA

TaUFIQ ISMAIL

Di tahun 1997 saya bertemu Chrisye sehabis sebuah acara, dan dia berkata, "Bang, saya punya sebuah lagu. Saya sudah coba menuliskan kata-katanya, tapi saya tidak puas. Bisakah Abang tolong tuliskan liriknya?"

Karena saya suka lagu-lagu Chrisye, saya katakan bisa. Saya tanyakan kapan mesti selesai. Dia bilang sebulan. Menilik kegiatan saya yang lain, deadline sebulan itu bolehlah. Kaset lagu itu dikirimkannya, berikut keterangan berapa baris lirik
diperlukan, dan untuk setiap larik berapa jumlah ketukannya, yang akan diisi dengan suku kata. Chrisye menginginkan puisi relijius.

Kemudian saya dengarkan lagu itu. Indah sekali. Saya suka betul. Sesudah seminggu, tidak ada ide. Dua minggu begitu juga. Minggu ketiga inspirasi masih tertutup. Saya mulai gelisah. Di ujung minggu keempat tetap buntu. Saya heran. Padahal lagu itu
cantik jelita. Tapi kalau ide memang macet, apa mau dikatakan. Tampaknya saya akan telepon Chrisye keesokan harinya dan saya mau bilang, " Chris, maaf ya, macet. Sori." Saya akan kembalikan pita rekaman itu. Saya punya kebiasaan rutin baca Surah Yasin.

Malam itu, ketika sampai ayat 65 yang berbunyi, A'udzubillahi minasy syaithonirrojim. "Alyauma nakhtimu 'alaa afwahihim, wa tukallimuna aidhihim, wa tasyhadu arjuluhum bimaa kaanu yaksibuun" saya berhenti. Maknanya, "Pada hari ini Kami akan tutup mulut mereka, dan tangan mereka akan berkata kepada Kami, dan kaki mereka akan bersaksi tentang apa yang telah mereka lakukan."

Saya tergugah. Makna ayat tentang Hari Pengadilan Akhir ini luar biasa!

Saya hidupkan lagi pita rekaman dan saya bergegas memindahkan makna itu ke lirik-lirik lagu tersebut. Pada mulanya saya ragu apakah makna yang sangat berbobot itu akan bisa masuk pas ke dalamnya. Bismillah. Keragu-raguan teratasi dan alhamdulillah penulisan lirik itu selesai.

Lagu itu saya beri judul Ketika Tangan dan Kaki Berkata.

Keesokannya dengan lega saya berkata di telepon," Chris, alhamdulillah selesai". Chrisye sangat gembira. Saya belum beritahu padanya asal-usul inspirasi lirik tersebut.

Berikutnya hal tidak biasa terjadilah. Ketika berlatih di kamar menyanyikannya baru dua baris Chrisye menangis, menyanyi lagi, menangis lagi, berkali-kali.

Di dalam memoarnya yang dituliskan Alberthiene Endah, Chrisye, Sebuah Memoar Musikal, 2007 (halaman 308-309), bertutur

Chrisye: Lirik yang dibuat Taufiq Ismail adalah satu-satunya lirik dahsyat sepanjang karier, yang menggetarkan sekujur tubuh saya. Ada kekuatan misterius yang tersimpan dalam lirik itu. Liriknya benar-benar mencekam dan menggetarkan. Dibungkus melodi yang begitu menyayat, lagu itu bertambah susah saya nyanyikan! Di kamar, saya berkali-kali menyanyikan lagu itu. Baru dua baris, air mata saya membanjir. Saya coba lagi. Menangis lagi.Yanti (istri Chrisye) sampai syok! Dia kaget melihat respons saya yang tidak biasa terhadap sebuah lagu. Taufiq memberi judul pada lagu itu sederhana sekali, Ketika Tangan dan Kaki Berkata.

Lirik itu begitu merasuk dan membuat saya dihadapkan pada kenyataan, betapa tak berdayanya manusia ketika hari akhir tiba. Sepanjang malam saya gelisah. Saya akhirnya menelepon Taufiq dan menceritakan kesulitan saya.
"Saya mendapatkan ilham lirik itu dari Surat Yasin ayat 65..." kata Taufiq.
Ia menyarankan saya untuk tenang saat menyanyikannya. Karena sebagaimana bunyi ayatnya, orang memang sering kali tergetar membaca isinya. Walau sudah ditenangkan Yanti dan Taufiq, tetap saja saya menemukan kesulitan saat mencoba merekam di studio. Gagal, dan gagal lagi. Berkali-kali saya menangis dan duduk dengan lemas.

Gila! Seumur-umur, sepanjang sejarah karir saya, belum pernah saya merasakan hal seperti ini. Dilumpuhkan oleh lagu sendiri!

Butuh kekuatan untuk bisa menyanyikan lagu itu. Erwin Gutawa yang sudah senewen menunggu lagu terakhir yang belum direkam itu, langsung mengingatkan saya, bahwa keberangkatan ke Australia sudah tak bisa ditunda lagi. Hari terakhir menjelang ke Australia, saya lalu mengajak Yanti ke studio, menemani saya rekaman. Yanti sholat khusus untuk mendoakan saya. Dengan susah payah, akhirnya saya bisa menyanyikan lagu itu hingga selesai.

Dan tidak ada take ulang! Tidak mungkin. Karena saya sudah menangis dan tak sanggup menyanyikannya lagi. Jadi jika sekarang Anda mendengarkan lagu itu, itulah suara saya dengan getaran yang paling autentik, dan tak terulang! Jangankan menyanyikannya
lagi, bila saya mendengarkan lagu itu saja, rasanya ingin berlari! Lagu itu menjadi salah satu lagu paling penting dalam deretan lagu yang pernah saya nyanyikan. Kekuatan spiritual di dalamnya benar-benarbenar meluluhkan perasaan.
Itulah pengalaman batin saya yang paling dalam selama menyanyi.

Penuturan Chrisye dalam memoarnya itu mengejutkan saya. Penghayatannya terhadap Pengadilan Hari Akhir sedemikian sensitif dan luarbiasanya, dengan saksi tetesan air matanya. Bukan main. Saya tidak menyangka sedemikian mendalam penghayatannya terhadap makna Pengadilan Hari Akhir di hari kiamat kelak.

Mengenai menangis menangis ketika menyanyi, hal yang serupa terjadi dengan Iin Parlina dengan lagu Rindu Rasul. Di dalam konser atau pertunjukan, Iin biasanya cuma kuat menyanyikannya dua baris, dan pada baris ketiga Iin akan menunduk dan membelakangi penonton menahan sedu sedannya. Demikian sensitif dia pada shalawat Rasul dalam lagu tersebut.

* * *

Setelah rekaman Ketika Tangan dan Kaki Berkata selesai, dalam peluncuran album yang saya hadiri, Chrisye meneruskan titipan honorarium dari produser untuk lagu tersebut. Saya enggan menerimanya.

Chrisye terkejut. "Kenapa Bang, kurang?"

Saya jelaskan bahwa saya tidak orisinil menuliskan lirik lagu Ketika Tangan dan Kaki Berkata itu. Saya cuma jadi tempat lewat, jadi saluran saja. Jadi saya tak berhak menerimanya. Bukankah itu dari Surah Yasin ayat 65, firman Tuhan? Saya akan
bersalah menerima sesuatu yang bukan hak saya.

Kami jadi berdebat. Chrisye mengatakan bahwa dia menghargai pendirian saya, tetapi itu merepotkan administrasi. Akhirnya Chrisye menemukan jalan keluar. "Begini saja Bang, Abang tetap terima fee ini, agar administrasi rapi. Kalau Abang merasa bersalah, atau berdosa, nah, mohonlah ampun kepada Allah. Tuhan Maha Pengampun 'kan?"

Saya pikir jalan yang ditawarkan Chrisye betul juga. Kalau saya berkeras menolak, akan kelihatan kaku, dan bisa ditafsirkan berlebihan. Akhirnya solusi Chrisye saya terima. Chrisye senang, saya pun senang.

* * *

Pada subuh hari Jum'at, 30 Maret 2007, pukul 04.08, penyanyi legendaris Chrisye wafat dalam usia 58 tahun, setelah tiga tahun lebih keluar masuk rumah sakit, termasuk berobat di Singapura. Diagnosis yang mengejutkan adalah kanker paru-paru
stadium empat.

Dia meninggalkan isteri, Yanti, dan empat anak, Risty, Nissa, Pasha dan Masha, 9 album proyek, 4 album sountrack, 20 album solo dan 2 filem. Semoga penyanyi yang lembut hati dan pengunjung masjid setia ini, tangan dan kakinya kelak akan bersaksi tentang amal salehnya serta menuntunnya memasuki Gerbang Hari Akhir yang semoga terbuka lebar baginya.

Amin. #

Ketika Tangan dan Kaki Berkata
Lirik : Taufiq Ismail
Lagu : Chrisye

Akan datang hari mulut dikunci
Kata tak ada lagi
Akan tiba masa tak ada suara
Dari mulut kita

Berkata tangan kita
Tentang apa yang dilakukannya
Berkata kaki kita
Kemana saja dia melangkahnya
Tidak tahu kita bila harinya
Tanggung jawab tiba

Rabbana
Tangan kami
Kaki kami
Mulut kami
Mata hati kami
Luruskanlah
Kukuhkanlah
Di jalan cahaya.... sempurna

Mohon karunia
Kepada kami
HambaMu yang hina

1997

===

http://www.media-islam.or.id

Tuesday, January 22, 2008

Sore di Jakarta

Suasana sore hari (menjelang maghrib) yang di foto dari tingkat 11 bangunan salah satu hotel berbintang di Jakarta ... Foto ini aku ambil ketika berada di Jakarta menjelang malam Idul Adha bulan Desember tahun lalu. Sambil menunggu waktu maghrib, menyaksikan keindahan alam ciptaan Allah ... sesaat sebelumnya sempat diguyur rerintikan hujan, dan setelah reda, muncullah "surya" sore itu yang tenggelam di ufuk barat. Mengikutinya, cahaya lampu gedung mulai dinyalakan ... Maha suci Tuhanku... Allah; sungguh indah ciptaanMu...

Beberapa jepretan foto aku sempatkan untuk diambil ... meski masih sangat amatiran, namun aku cukup mengagumi keindahan suasana sore yang terekam saat itu ...




Thursday, January 17, 2008

Wednesday, January 16, 2008

Belajar "gempa" di negeri "Taipei"

Sebenarnya pengalaman ini ingin aku "share" kan sejak lama dulu...tapi karena "malas"nya aku menulis topik ini dan ditambah lagi, pekerjaan akhir tahun yang memang banyak menumpuk ... (hehehe, untuk yang alasan terakhir ini "kadang" cuma alasan aja, sebenarnya males nulis...). Aku diberikan kesempatan oleh Allah, untuk menginjakkan kakiku di kota Taipei, bumi "Taiwan"... beberapa bulan lalu tepatnya akhir Oktober, tepat beberapa hari setelah Lebaran Idul Fitri. Aku berhasil lolos seleksi untuk diundang dalam International Training Program for Seismic Design of Structures 2007 (ITP 2007) yang diselenggarakan oleh National Center for Research on Earthquake Engineering (NCREE) dan disponsori oleh National Science Council.

Tanggal 21 Oktober, menaiki pesawat dari maskapai penerbangan ini, aku berangkat menuju Taipei, Taiwan. Penerbangan selama 4 jam, aku lalui dengan menonton "beberapa film", entertainment yang disediakan oleh maskapai tersebut. Singkat saja, aku mengikuti hampir seminggu training tersebut dengan jadwal yang teramat padat, namun aku sangat menikmatinya karena mendapatkan kesempatan yang mungkin sangat jarang aku dapatkan; meskipun aku bekerja di dunia pendidikan. Dalam training, aku belajar, bagaimana Taiwan secara baik mampu belajar dari pengalaman gempa bumi besar Chi Chi (1999) dan beberapa gempa sebelum dan sesudahnya. Mereka telah memiliki satu lab.riset yang sangat lengkap dengan skala nasional...

Sempat aku berdiskusi dengan delegasi dari Indonesia lainnya, yaitu pak Andreas (Gadjah Mada), mas Devy (Direk.Vulkanologi) dan pak Mulatno (Bakornas); andaikan di Indonesia, kita bisa membangun jaringan-kerja bersama dan menyatukan kekuatan riset terkait dengan kegempaan, tentunya banyak riset yang akan terrencana dengan baik dalam satu roadmap, fasilitas yang bisa disharing bersama (laboratorium nasional bersama) dan tenaga ahli yang lengkap ! huhuhuuuu... tentunya tak seperti saat ini, yang kadang antara satu riset dan riset lainnya tidak terintegrasi, terpadu, tidak saling berhubungan dan terkesan parsial; kadang pun topik riset bisa overlapping... Dan lagi, target pencapaiannya pun menjadi parsial saja dengan prioritas kemajuan institusinya masing-masing... Kalo kita punya laboratorium bersama, tentunya...aku berfikir (dan berharap), riset dan kajian mengenai kegempaan menjadi lebih terpadu, terfokus dan dapat mengambil pertimbangan "topik kajian apa" yang menjadi prioritas dan bisa memberikan manfaat secara optimal kepada bangsa Indonesia.
Dalam ITP 2007, kami, delegasi Indonesia mempresentasikan pengalaman dan keadaan penelitian kegempaan yang ada di Indonesia. File presentasi kami bisa didapatkan di link ini atau silahkan singgah ke blog laboratorium kami.

Aku belajar mengenai beberapa topik dan "HOT ISSUES" yang terkait dengan kegempaan diantaranya Geotechnical Engineering termasuk bidang SSI (soil structural interaction; baca definisinya disini), Liquefaction (likuifaksi atau "pencairan" tanah atau istilah akademiknya adalah perubahan fase tanah menjadi cair akibat naiknya tekanan air dan turunanya tegangan efektif tanah; baca definisinya disini), PGA (peak ground acceleration) dan simulasi numeriknya dan lesson learned from Chi Chi'99 on geotechnical cases. Selain itu, beberapa topik mengenai struktur dan retrofit-nya juga diberikan. Yang menarik sekali lainnya adalah kesempatan untuk mendapatkan penjelasan mengenai disain Tower 101 termasuk didalamnya Tuned Mass Dumper (TMD) yang terkenal itu, satu konstruksi peredam beban dinamik atau dalam istilah strukturnya adalah "damper" yang biasanya disimbulkan dalam "dashpot". Energi yang ditimbulkan oleh beban angin atau dinamik lainnya pada bangunan tinggi akan direduksi atau diabsorpsi (diserap) memalui TMD ini. Gambar dan video dibawah menunjukkan perilaku TMD akibat beban angin tersebut. TMD sangat penting bagi instalasi Tower 101 karena siklus angin berkecepatan tinggi atau dikenal sebagai "typhoon" sangat sering terjadi di Taiwan dan ditambah lagi gempa. Tower 101 dibangun dengan periodisasi konstruksi selama 7.5 tahun. Sistem bangunan mega-struktur tower 101 dibangun dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang signifikan diantaranya biaya, disain arsitektur, performa seismik dan metode konstruksi. Sistem fondasinya terdiri dari 550 bored piles yang dipancangkan pada kedalaman sehingga memasuki lapisan bedrock.



Topik menarik lainnya adalah "sharing" pengalaman mengenai disain bangunan sekolah. Untuk yang satu ini, building code mereka (Taiwan: pen), sudah sangat lengkap. Mereka juga telah melakukan kajian dan riset mengenai evaluasi disain seismik dan retrofit untuk bangunan sekolah. Bahkan...mereka pun telah melakukan riset dengan "full scale". Satu pembelajaran yang baik untuk bangsa kita. Satu analogi yang penting disini adalah sekolah dan public building, misalnya pasar, serta bangunan instalasi penting seperti instalasi nuklir, bangunan untuk pemadam kebakaran, kepolisian dll, adalah perlu untuk didisan secara khusus. Hal ini dipertimbangkan karena, collapsed structures pada bangunan sekolah dapat mengakibatkan korban jiwa yang besar (jika terjadi pada jam sekolah) pada murid sekolah dan guru yang hadir di kelas pada saat itu; dan tentunya "mereka" adalah aset bangsa. Kerugian menjadi sangat besar tentunya....

Pengalaman pembelajaran lain yang penting adalah mempelajari sistem penanggulangan bencana gempa. Taiwan telah memiliki TELES yaitu suatu sistem untuk memberikan informasi yang sangat segera kepada pemerintah dalam memetakan daerah bencana, sekaligus untuk mendapatkan gambaran awal berapa kerugian ekonomi yang terjadi.

Mungkin sudah dalam taraf segera, para ahli seismik, struktur, geologi, gempa, ekonomi dll. untuk mau berfikir secara terpadu (bukan lagi parsial dan hanya sebatas institusional sendiri semata), bersatu (bersama-sama), menjalin jaringan kerja nasional (saya sempat berfikir... jika Bakornas BP, atau Pusat Studi Bencana milik LIPI atau instansi pemerintah lainnya untuk menjadi koordinator riset nasional yang bersifat terbuka (mengundang untuk bergabung) kepada masyarakat profesi dan akademik terkait, mungkinkah ?) dan tentunya berkelanjutan (nggak hanya pas ada bencana saja jadi hot issue..seterusnya..berhenti); untuk mengkontribusikan ilmunya bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi bencana kegempaan di Indonesia...

Wednesday, January 9, 2008

Tahun Baru dalam wajah Baru

Horeeeeeeeeeee.................udah masuk lagi ke tahun baru ! Met tahun baru 2008 Masehi...

DIA: Heiii ... udah telat ngucapinnya


AKU: Aaaah ... bodo amat, yang penting kan ngucapin ... biar telat asal selamat !!!!

DIA: Asal aja .... ?@3#^%o*&^?^*@&)(*)(^!$!&(_(@&^()(!!!!

Tahun baru ini, Blog ini kuganti wajah...sempat kemarin memilih tema "Cokelat", tapi setelah aku rasakan ... kok kurang "sreg", akhirnya, tema template ini kuganti wajah menjadi "Biru" ... biru bukan berarti sedih...namun biru disini adalah "Semangat Baru" !!!

...dan juga...Selamat Tahun Baru Hijriah 1429 H ...

Semoga di tahun baru ini, keberkahan dari Illahi, atas jalan dan langkah, prestasi dan cita-cita, cinta dan harapan menjadi terlaksana dibawah keridho'anNya. Amiiin........

Salam hangat dari kami (yang masih terdampar di Bangi, Malaysia)