Tuesday, October 9, 2007

Satu lagi ... Tindakan kesewenang-wenangan "RELA" terhadap orang Indonesia

Berikut cuplikan berita dari Republika On Line ; satu lagi bentuk kesewenang-wenangan pasukan RELA di Malaysia terhadap warga Indonesia; banyak sekali kasus yang menimpa kawan2ku yang terpaksa menerima perilaku sangat buruk dari RELA. Rupanya, mereka memang sangat "tidak menghargai kita" dan "bertindak brutal" yang memang menunjukkan sikap siapa sebenarnya mereka (RELA-red).

Aku merasa marah dan jengah ...

Jika ini bentuk kezholiman, Semoga Allah membantu kita mendengarkan do'a kita. Amien....


Malaysia tak Aman

Istri diplomat dan pelajar Indonesia jadi korban kekasaran Rela.

KUALA LUMPUR -- Perlakuan buruk terhadap warga negara Indonesia (WNI) di Malaysia kembali terulang. Muslianah Nurdin, istri Imran Hanafi -- Atase Pendidikan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Malaysia -- Sabtu (6/10), sempat ditahan oleh kelompok keamanan Rela yang melakukan operasi di sekitar Masjid Jamiek, Kuala Lumpur.

''Istri saya sudah menunjukkan kartu identitas sebagai keluarga diplomat. Kartu itu dikeluarkan oleh Imigrasi Malaysia tapi anggota Rela tidak percaya dan mengatakan kartu itu palsu,'' kata Imran Hanafi, di Kuala Lumpur, Senin (8/10).

Rela adalah kelompok relawan rakyat di Malaysia yang sering merazia warga negara asing. Muslianah Sabtu sore itu sedang berbelanja di kawasan Masjid Jamiek dan tiba-tiba didatangi anggota Rela yang menanyakan identitas.

''Istri saya terus terang panik dan cemas karena kartu pengenal diplomat yang dimilikinya tidak diakui. Lalu apalagi yang bisa dipercayai?'' kata Imran. Muslinah kemudian menelepon keluarga di rumah untuk membawakan paspor diplomatnya. Setelah itu, Rela mengizinkannya pulang. ''Pada saat itu, saya sedang berada di Sabah,'' ungkap Imran.

..... baca lengkapnya di (http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=309859&kat_id=3)

3 comments:

Anonymous said...

Saya heran banyak orang Indon merepek-repek/mencaci-maki Malaysia, tapai pada saat yang sama juga menuntut ilmu di Malaysia dengan bea siswa dari mereka..

Apakah anda termasuk kategori ini ?

Sri Atmaja P. Rosyidi said...
This comment has been removed by the author.
Sri Atmaja P. Rosyidi said...

@anonymous...

Terus terang ... saya belajar di Malay dengan beasiswa dari institusi saya. Itu yang perlu saudara (tanpa nama) ketahui.

Perilaku "Rela" di lapangan menggambarkan "tindakan overacting", jika memang mau melakukan rasia tentunya lakukan dengan "arif". Saya banyak mendapatkan masukan dari pelajar2 lain yang pernah mengalami "bagaimana" dihina oleh Rela. Tentunya anda faham ini. Kita tidak mencaci jika tidak ada alasan yang jelas. Aneh ... kadang informasi yang "adil" susah juga dicari di Malaysia. Kita legal di Malay, tentunya hormati dengan "baik". Tentu, kita tidak seburuk yang orang Meley bayangkan. Coba, ketika anda bilang "Indon" tentunya dasar psikisnya adalah ketidaksukaan, padahal menteri anda di Malay sudah melarang penggunaan kata "Indon". Ada Anda juga sudah membaca berita ini ?

Masalah mau sweeping dan pemeriksaan ID di Malay, itu hak pemerintah Malay, tapi lakukan dengan baik dan terhormat. Itu saja...perbuatan Rela beberapa waktu lalu menjadi salah satu bukti lagi ketidakbaikan sikap...itu yang ditunjukkan. Jika memang ngak tahu mana asli dan mana ID palsu, buatlah pemeriksaan terpadu yang melibatkan Imigrasi dan Polis...jadi nggak asal tangkap dan asal rusak saja. Semoga menjadi pencerahan bagi Anda!