Monday, August 27, 2007

Kenangan bulan Agustus

Tulisan ini menyuarakan suasana hati ... antara kenangan dan ingatan
----------------------------------------------------------------------

Waktu ...

Sudah habis bulan Agustus, sekarang waktu telah memasuki bulan September. Huuuh, terasa cepat sekali. Semacam tak terhitung lagi waktu cepat bergerak...sepertinya baru kemarin diriku memasuki awal Agustus. Jadi terenungkan aku, "bagaimana" Allah memberikan penghargaan terhadap waktu dalam ayatNya yang Maha Sempurna .... Untaian peringatan yang keras ditujukan kepada semua insan, agar menggunakan waktunya dengan baik. Untuk meningkatkan keimanan dan beramal sholeh. Tentu, rugilah jika kita tergolong orang yang tidak memanfaatkan waktu diluar cakupan itu, atau setidaknya rugilah kita jika kita beraktivitas tanpa berniat untuk beramal sholeh dan menjaga diri. Semoga kita tergolong ke dalam orang-orang yang beruntung dengan waktu.

Aku mencoba memaknai waktu ini untuk mengingat dan mengenang coretan takdir lalu yang Allah telah putuskan dan tetapkan untukku...sebagai pelajaran dan meredam keangkuhan atas kelupaan dan kealfaanku terhadap waktu.

Perjalananku di bulan Agustus lalu ...

Bulan Agustus adalah waktu dimana banyak peristiwa penting telah Allah tuliskan untuk aku alami. Di bulan ini, aku mengenang sosok ayahanda tercinta "Soeroso Sri Sedjati Allahuyarham", ayahanda yang telah berpulang ke hadirat Illahi. Do'aku selalu untukmu ayah... Di bulan ini, ayahku terlahir 17 Agustus 1936 dan di bulan inilah Allah memanggilnya, 8 Agustus 1990. Tak terasa, sudah 17 tahun lalu adalah waktu terakhirku merasakan kehangatan pelukannya, senyumnya, dekapannya, sapaan paginya yang membangunkanku...ayah ... aku sangat rindu sekali dengan semua itu... 17 tahun tak akan menghapus kenanganku bersamamu ayah....tak akan pernah melupakan jasa dan untaian kasihmu kepada ku, dan kami keluarga. Aku masih ingat bagaimana ayah telah memeras keringat dan mengangkat kami di pundakmu untuk mandiri dan berkecukupan, tak pernah putus dalam ingatanku, bagaimana ayah mendidik kami untuk menjadi sosok yang bisa dibanggakannya...ayah, do'aku tak pernah putus untukmu. Semoga Allah mengampunkan semua kesalahan ayah dan menerima semua amal sholeh ayah...Allah tempatkanlah arwah ayahku disebaik-baik tempat di sisihMu....Amien. Al fatihah...

Di bulan ini pula, pertama kali aku memberikan "kado" dan "hadiah" kelulusan sarjana teknik ke Ibunda tercinta, Ibuku Suprastini ... kabar aku kirimkan bahwa aku telah lulus dan berhasil menyelesaikan tugasku dengan baik. Kegembiraan aku dapat rasakan dari ucapannya yang halus dan tangis tak tertahankan ... kenangan kembali mengalir melihat bagaimana kerja kerasnya untuk membiayai aku. Jerih payahnya dan keprihatinan yang ibu alami selama aku kuliah dan pengorbanannya untuk tidak merasakan kesenangan yang sepatutnya ibu dapatkan. Ibu, maafkan lah aku ... aku tak akan pernah bisa membalas pengorbanan dan kasih sayangmu, ibu hormatku selalu dan do'a tak putus kupanjatkan untuk kebahagianmu.

Bulan ini juga, Haya terlahir, anakku, Alhamdulillah, Allah telah memberikan amanah ini kepadaku, seorang anak yang sholehah harapan kami senantiasa. Beberapa waktu lalu, kami mengadakan syukuran atas karunia usianya yang ke-2. Do'aku senantiasa dipanjatkan bagi kehidupanmu anakku.

Tepat bulan Agustus, tanggal 10, 2003 ... aku dan isteriku berangkat ke Malaysia. Bagi kamu pada saat itu adalah perjalanan pertama, aku bersama isteriku, bersama sebagai keluarga ke Malaysia. Aku baru saja menikah, tepatnya 4 Juli di tahun 2003. Perjalanan itu adalah perjalanan bulan madu kami ke Malaysia. Perjalanan kami tempuh secara maraton, dari Yogyakarta ke Jakarta, terus bersama kawan, Dr. Agus Salim, ke Batam, dari Batam meluncur ke Johor Malaysia, melalui perairan selat Melaka. Sampai ke Kuala Lumpur dari Johor tepat tengah malam di Terminal Pudu Raya. Kenangan yang indah.

Pada bulan Agustus, setahun yang lalu, kenangan kami meninggalkan Yogyakarta. Aku, isteriku dan anakku. Berat terasa di hati, meninggalkan keluarga, sahabat dan komunitas kami untuk berhijrah sementara ke negeri jiran Malaysia, guna menuntut ilmu dan mengembangkannya. Semoga ini menjadi pemacu bagi aku dan keluargaku untuk lebih bermandiri dan berdikari.

Pekerjaanku di bulan Agustus 2007.

Alhamdulillah, awal Agustus lalu, tim evaluasi dari Energy Research center of the Netherlands telah memberikan lampu hijau dan menerima hasil evaluasi tengah tahunan kami. Mereka memberikan apresiasi penuh terhadap board of management dan tim teknik energi untuk menyiapkan kerja CAREPI ini. Aku tergabung dalam board of management. Meskipun kami belum siap menyelesaikan seluruh program, namun beberapa point, pencapaian kerja kami adalah "outstanding".

Bulan Agustus, penuh makna, semoga kenangan dan ingatan yang baik selalu terjaga ... di bulan Agustus ini.


7 comments:

Anonymous said...

Ya.. waktu berlalu begitu cepat..
semoga segala pekerjaan dan amal kita tetap diniatkan karena-Nya...

Sukses selalu.. dan selamat berkarya...

Sri Atmaja P. Rosyidi said...

Benar mas Ario, waktu adalah milik Allah, kita hanya bisa menggunakannya, dan tak akan pernah bisa mengembalikan apa yang telah berlalu dan tidak akan pernah bisa menarik atau merubahnya kembali, ia telah menjadi kenangan dan ingatan. Kita juga tidak bisa memiliki waktu yang akan datang karena kita hanya bisa membangun harapan untuk masa depan. Pelajaran masa lalu menjadi asas untuk meletakkan harapan dan cita-cita hidup di masa depan. Semoga Allah meluruskan niat kita hanya berorientasi kepada keridho'anNya saja.

Anonymous said...

Saya seorang rakyat Malaysia yang secara tidak sengaja terjumpa blog saudara.

Semuga saudara berjaya mendapat Phd.yang dicita-citakan.

Apa perbezaannya kehidupan di Indonesia dan Malaysia?

Sri Atmaja P. Rosyidi said...

Salam,

Terima kasih atas kunjungan Saudara pada blog ini, dan terima kasih, amien, semoga Allah memberikan jalan kepada kita semua untuk meraih apa yang menjadi cita-cita kita.

Kehidupan di Malaysia dan di Indonesia bisa dilihat dalam beberapa aspek. Untuk aspek kehidupan bermasyarakat, Malaysia dapat merangkaikan kemajemukan ras; sedangkan di Indonesia, dapat memadukan kemajemukan etnik. Indonesia memiliki lebih dari 50 bahasa daerah dan puluhan etnik dari Sumatera hingga Irian Barat. Kekayaan budaya ini menjadikan Indonesia sarat kehidupan berberagaman. Di Malaysia (maaf), kehidupan terasa agak monoton (satu haluan saja) dan dinamika perubahan masyarakat hampir dikatakan tetap. Namun ada kebaikannya, yaitu pembangunan masyarakat dan politik sosial menjadi mudah bagi pemerintah Malaysia. Ini berbeza dengan Indonesia, dimana perubahan sosial masyarakat dapat berperilaku tidak stationary, pergolakan politik menjadi satu isu yang terus menerus bergulir. Perubahan masyarakat menjadi sangat dinamis.

Meskipun demikian, umumnya, Indonesia dan Malaysia secara nilai kultur tidaklah jauh berbeda.Apalagi kita berada dalam satu rumpun yang sama. Artinya, banyak hal yang bisa dikerjakan bersama untuk kemajuan bersama. Saya akan cuba tuliskan beberapa pendapat saya tentang kehidupan di malaysia dan Indonesia dalam perspektif kehidupan bermasyarakat. InsyaAllah dalam beberapa hari kedepan saya usahakan tulisan ini bisa muncul dlm blog.
Terima kasih, salam kenal.

Anonymous said...

Ditunggu pa tulisannya.. hehehe.. ga tahu kenapa saya suka membuat perbandinga Indonesia-LN.. agar bisa menganalisis kekurangan kita...

Anonymous said...

Terimakasih kerana saudara sudi menjawap pertanyaan saya.

Saya bersetuju yang kehidupan di Malaysia agak monoton. Kalau di Malaysia, orang Melayu mesti beragama Islam dan saudara boleh melihat isu Islam dan Melayu dalam keributan isu murtad di Malaysia sekarang. Cerita yang popular yang dibawa oleh orang Malaysia yang melawat Indonesia ialah bagaimana terkejutnya mereka bertemu dengan orang "Melayu" yang bersongkok yang disangka Islam.

Apa pun, negara yang paling suka saya lawati ialah Indonesia. Setakat ini saya sudah melawat Jakarta, Bandung, Banjarmasin. Juga Medan, Padang, Bukit Tinggi, Pariaman dan melihat keindahan Tasik Maninjau serta juga Dumai, Pekanbaru sehingga perkampongan terpencil di Taluk Kuantan. Kalau waktu dan kedudukan kewangan mengizinkan, saya ingin meneruskan lagi lawatan-lawatan ke Indonesia.

Memang saya amat menantikan tulisan-tulisan saudara yang menganalisa aspek-aspek kehidupan Malaysia dari kacamata rakyat Indonesia.

Teruskan menulis.

Sri Atmaja P. Rosyidi said...

Terima kasih, semoga Allah beri kekuatan kepada saya untuk menulis kajian komparatif aspek kehidupan di Indonesia dan Malaysia dari sudut pandang pelaku peristiwa dan pengamat.